FajarTotabuan.com - Kekerasaan seksual kepada wanita di Sulawesi Utara (Sulut) nampaknya menjadi "trand" di kalangan masyarakat. Belum tuntas kasus dugaan pemerkosaan pada gadis asal kota Manado, yang diduga dilakukan oleh 15 pria. Kini kasus pemerkosaan kembali terjadi, dan seakan menambah deretan penderitaan bagi kaum wanita.
Kini kejadian bejat tersebut, menimpa wanita dibawah umur asal Desa Buyat, Kabupaten Bolaang Mongondow Timur (Boltim). Kronologi kejadian diketahui orangtua korban sebut saja bunga (15), setelah bunga memberanikan diri mengungkapkan jika kehormatannya telah di renggut paksa oleh lelaki hidung belang dengan inisial AB (35).
Novita (38) sebagai orangtua bunga menceritakan kejadian ini terjadi pada hari kamis (06/05) beberapa hari lalu, pukul 13.00 wita siang. Ketika Bunga hendak pergi kekebun bersama sang adiknya dengan inisial O (10).
Bunga dan adiknyapun menyusuri perkebunan yang ada didesa mereka. Namun, siapa sangka, AB datang secara tiba-tiba ditempat yang sepi, langsung melancarkan napsu bejatnya itu.
Bunga dipaksa untuk melakukan hubungan layaknya suami-istri. Tak mampu melawan, karena dipaksa, berhubungan badan pun terjadi didepan adik nya sendiri.
Bunga pun harus rela kehormatannya di renggut oleh pria yang seakan sudah menjadi hantu menjelma manusia. Hingga adiknya tak berdaya harus menyaksikan kejadian bejat tersebut.
"Korban diperkosa dihadapan adiknya, sekaligus pelaku mengancam kepada korban untuk tidak melaporkan kejadian tersebut kepada siapa pun," kata Novita, Orang tua korban kepada media, Rabu (11/05) siang tadi.
Malang memang nasib bunga bocah umur 15 tahun ini. Kemalangan bunga ternyata tak sampai disitu. Pasalnya, orangtua yang mendengar pengakuan dari bunga di hari kejadian pada pukul 17.00 Wita, langsung mendatangi kepala Desa dengan harapan tersangka AB bisa diberikan sangsi seberat-beratnya. Harapan orangtua pun sirna dengan melihat keputusan kepala desa.
Novita selaku orangtua korban saat melapor kejadian ini kepada kepala desa, seolah tak mendapat respon yang baik. Malah, diakuinya, mereka hanya disuruh untuk meremuk di kantor desa saja. Novita pun menilai, mereka hanya dipandang sebelah mata karena keluarga mereka tergolong miskin.
"Pertama saya lapor sangadi, namun hanya di suruh urus di desa saja tentang kasus ini," ungkapnya.
Seperti jatuh ketiban tangga, orangtua Bunga yang terpukul mendengar cerita dari anak mereka. Kembali merasa terpukul akan keputusan kepala desa yang diduga tebang pilih.
"Jam 5 sore dia cerita sama saya dan bapaknya kalau dirinya diperkosa pelaku AB, sontak saja mendengarkan pengakuan dari anak kami membuat saya selaku orangtua merasa terpukul dan tidak terima dengan apa yang dialami oleh anak kami ini," terangnya.
Dihari yang sama, saat orangtua bunga menceritakan kepada media ini. Kepala Kepolisian Sektor (Kapolsek) urban Kotabunan, Kompol Effendi Manoppo saat dikonfirmasi sejumlah awak media membenarkan laporan tersebut dan saat ini sementara dalam proses perkara.
" laporannya sudah ada, Kita sementara proses, sementara itu, AB akan kami panggil untuk dimintai keterangannya, disamping itu kita koordinasi dengan jaksa," Kata Effendi Manoppo. (Fery)
Post A Comment:
0 comments: