Steven Kandouw, Wakil Gubernur Sulut, Saat Membawakan Sambutan di Hotel GKIC, selasa (15/03), ist
FajarTotabuan.com - Wakil Gubernur (Wagub) Sulut Steven Kandouw, menyayangkan penanganan taman nasional bunaken (TNB) selama ini, dinilai masih kontroversi.
Hal itu, di ungkapkan Wagub, dihadapan peserta Workshop Taman Nasional Bunaken (TNB) di Grand Kawanua Internasional City (GKIC), Selasa (15/03).
Steven menjelaskan, semua itu terjadi karena lebih disebabkan, manajemen vertikal diantara sesama Departemen terkait yang berada dipusat tidak pernah bertemu. Sebab, adanya ego sektoral.
"Belum lagi kebijakan kurang populer yang di terapkan oleh sesama Pemerintah Kabupaten (Pemkab) serta Pemkab kepada Pemprov, sehingga yang di rugikan Bunaken itu sendiri," katanya.
Kedepan regulasi terkait dengan pengelolaan TNB harus diatur kembali, mengingat kawasan ini memiliki potensi sumber daya alam (SDA) yang cukup menjanjikan.
"Karena memiliki keanekaragaman hayati yang cukup tinggi dan secara umum memiliki tiga fungsi strategis yaitu pelestarian keanekaragaman hayati pesisir dan laut, mendukung kehidupan dan penghidupan masyarakat setempat serta pengembangan pariwisata alam," sambungnya.
Guna mengoptimalkan manfaat ketiga fungsi tersebut, kata Steven, maka mutlak dibutuhkan pola pengelolaan secara terpadu yang melibatkan lintas sektoral dalam konteks pengembangan dan pelestarian taman nasional Bunaken (TNB).
"Sejalan dengan itu, saat ini kewenangan pengelolaan kawasan TNB berada dibawah tanggungjawab Balai Taman Nasional Bunaken (BTNB) yang merupakan UPT dari Dirjen Konservasi SDA dan Ekosistem Kementerian LH dan Kehutanan RI," tungkasnya.
Dijelaskannya pula, kalau selama ini bunaken hanya menjadi subjek bukan objek, akan tapi kedepan Bunaken tidak hanya menjadi subjek melainkan kedua-duanya objek dan subjek pariwisata.
Untuk itu, sesuai visi misi pemerintahan kami yaitu "Sulut Yang Berdikari", yang membangun karakter dan potensi wisata. Dimaksud Steven, maka secara komprehensif pariwisata menjadi primadona dan Bunaken menjadi entri poin.
"Kami sudah tetapkan bunaken menjadi entri poin pariwisata Sulut dan pemerintahan kami akan lebih akrab dengan sektor pariwisata ini ketimbang sektor pertambangan," tegas salah satu putra terbaik asal Tondano, Kabupaten Minahasa ini.
Saya yakin stakehorlder terkait yang duduk bersama dalam Workshop kali ini, akan melahirkan pemikiran, informasi, ide, gagasan serta kritik yang membangun demi terwujudnya Bunaken yang cerah serta menjadi idola Sulut dan Indonesia, .
Sementara itu, Kepala BTNB Ari Subiantoro mengatakan, setiap tahun kujungan wisatawan ke taman nasional bunaken terus menurun, karena pengelolaannya dianggap belum maksimal karena masing-masing stakeholders terkait, masih jalan sendiri-sendiri.
"Mudah-mudahan lewat forum ini dapat merumuskan model pengelolaan yang lebih baik lagi, serta lebih betanggungjawab, sehingga kedepan pengelolaan TNB akan lebih terbuka," ujarnya
Ditambahkannya, sampah yang berada di lokasi objek wisata dipulau Bunaken berasal dari tujuh sungai yang ada di kota Manado.
Kegiatan tersebut turut hadiri Instansi terkait dari Kab/Kota se-Sulut, Asisten Ekonomi dan pembangunan Drs Sanny Parengkuan MAP, Kadis Kehutanan Ir Herry Rotinsulu, Kadis Kelautan dan Perikan Ir Ronald Sorongan serta Karo SDA Dr. Frangky Manumpil. (Arm)
Post A Comment:
0 comments: