Proyek Gedung Baru DPRD Sulut (Foto:Arm)
FajarTotabuan.com - Proyek pembangunan Gedung baru Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Sulawesi Utara (Sulut) berbandrol puluhan Miliard tersebut, ternyata sempat diterpa dengan kabar tak sedap.
Kabar tak sedap ini terkait wacana yang telah dikonsumsi publik bengkaknya anggaran capai 100 M. Wacana tersebut, ternyata membuat sekertariat DPRD Sulut angkat bicara soal tender untuk membangun gedung cengkeh alias kantor para wakil rakyat ini.
Melalui Kepala Bagian (Kabag) Umum Sekertariat DPRD Sulut, Lucky Sondak mengatakan dengan tidak membenarkan wacana yang pecah di media beberapa waktu lalu ini. Dirinya mengatakan Sekertariat DPRD sekarang sungguh-sungguh dalam membuat kantor baru.
"Dan sesuai informasi yang telah kami sampaikan 2016 ini akan selesai dan 2017 Anggota DPRD bisa berkantor disini," ujarnya, rabu (20/07).
Kegiatan yang menggrogoti anggaran puluhan M ini, dijelaskan Sondak terbagi atas dua, satu sarana luar (Landscap) dan Gedung (Penyelesaian Gedung)
"Proyek landscap Proyek Manager (PM)nya adalah pak Defi Wawointan sedangkan Proyek Gedung PMnya pak Markus Kabi," katanya kepada awak media, dilokasi proyek Gedung, di Kelurahan Kairagi.
Dirinya juga menjelaskan, Kantor baru ini dibuat dengan terlibatnya seorang Perencanaaan dari Bandung yang juga berkesempatan hadir dengan 3 tenaga ahli muda.
"Serta pengawas Rony Sumendap, pengawas untuk kedua kegiatan ini, pengawasnya hanya satu perusahaan ada juga tenaga ahli struktur, fisik dan lainnya ada," jelasnya.
Sondak juga menepis wacana yang sempat menjadi tranding topic terkait bengkaknya anggaran capai 10 M. "Kalau ada issu kenapa 10 miliard, silahkan tanya pada perencana, karena ada issu tadi," tuturnya.
Dirinya juga menyakinkan jika proyek ini sudah ada pengawas yang bisa memantau kegiatan pembuatan kantor baru. "Kita jugakan ada pengawas pak Rony Sumendap sebagai perwakilan dari owner (Pemerintah), saya tidak mungkin memantau terus karena ada kegiatan lain jugakan," pungkasnya.
Sementara perencana gedung baru DPRD Sulut, Hans Dian Dioko mengatakan anggaran capai puluhan M tersebut dibagi atas dua proyek landscap dan gedung.
"Taksiran (Penyerapan Anggaran) kami sampai di angka 90-an M sudah termasuk landscap dan bangunan, karena kalau hanya bangunan sekitar 80-an M," ujarnya, kepada awak media, pada hari yang sama.
Hans juga menjelaskan ini sudah tahap terakhir dalam menyerap anggaran, dan hanya sampai di Tahun Anggaran (T.A) 2017.
Hans membantah akan adanya pembengkakan anggaran, seperti yang diisukan. "Kalau soal pembengkakan anggaran tidak ada yah, karena kita bekerja selama ini sesuai dengan standard pemerintah," ucapnya.
Harga standar yang dimaksudkan Hans ialah harga sesusai harga fisik yang ada didaerah tersebut. "Yang tetapkan oleh Pemerintah Kota Manado, karena kita bangunnya di Kota Manado bukan daerah lain. karena harga daerah lainnya beda karena itu sudah ada peraturan pemerintahnya," jelasnya.
Meski begitu, Hans mengatakan ada juga harga yang nonstandard seperti ac dan perlengkapan lainnya. "Karena prediksi awal kita sudah di 80-an M jadi, diluar fisiknya ada kenaikan karena harga standard setiap tahunnya naik juga harga standar tidak tetap," tandasnya. (Arm)
Post A Comment:
0 comments: