Nampak Warung Mie Ceplok Pak Kumis Dipadati Costumernya.
FajarTotabuan.com - Jika
Anda mengunjungi Kota Manado dan mencari kuliner instan utnuk mengganjal perut,
tak ada salahnya jika mampir di kios Mie Ceplok Pak Kumis, yang terletak di
jalan Sam Ratulangi. Dinamai demikian karena pemiliknya yang memiliki cirri
khas yaitu kumisnya yang hitam lebat. Lokasinya yang hamper berhadapan dengan
lorong masuk Rumah Sakit Pancaran Kasih. Kios ini selalu dijejali pengunjung
dan menjadikannya kios mie ceplok yang paling ramai di kota ini.
Soal rasa, jangan ditanya. Gurihnya mie instant yang disajikan dengan kuah panas dan tahu garing begitu menggugah selera, belum lagi ditambah dengan taburan bawang goring di atasnya menambah keharuman suguhan mie ceplok. Bahkan pengunjung rela mengantri di luar kios hanya untuk sekedar mencicipi gurihnya mie instant dengan berbagai jenis rasa. Beberapa pejabat dan orang penting seperti Wakil Walikota Manado Harley Mangindaan dan Mantan Bupati Talaud Elly Engelbert Lasut sering menjadi pelanggan tetap kios Pak Kumis.
Terlebih dahulu pengunjung harus memilih jenis mie instant yang akan di santap di bagian luar kios dan diberikan ke pelayan kios untuk dimasak. Selanjutnya pengunjung tinggal menunggu beberapa saat. Pelayanannya yang cepat dan ramah, hingga tak menunggu lama pesanan pun telah siap saji.
Sedikit berbicara tentang asal mula kios Mie Ceplok Pak Kumis, butuh perjuangan yang super dashyat. Pada awalnya usaha ini di tahun 2003 hanya sekedar berjualan di gerobak dengan peralatan yang seadanya saja. Bermodalkan gerobak, mie instant dan termos air panas, Pak Kumis menjajakan jualannya di seputaran kawasan Eks Pasar 45. Pak Kumis yang pada tahun 2004 menjadi ketua pangkalan ojek kawasan apotik Baktipharma yang juga merupakan salah satu korban penggusuran kawasan Eks Pasar 45 itu terpaksa berhenti berjualan sekira 8 bulan lamanya hingga akhirnya kembali berjualan bersama saudaranya di depan Gedung Juang (dulunya).
Dan kembali merintis usahanya sendiri pada tahun 2008 di Jalan Samrat tersebut. Saat itu kios Pak Kumis ini hanya buka pada jam 07 malam sampai jam 06 pagi. Pak Kumis yang memiliki nama lengkap Amir Duda memilih focus berjualan di malam hari dikarenakan pelanggannya kebanyakan karyawan yang pulang kerja malam hingga penikmat dunia malam di Manado sekalipun. Adapun harga untuk semangkuk mie ceplok dengan rasa apa saja hanya Rp 10 ribu dan tahu garinganya hanya Rp 5 ribu saja.
Soal rasa, jangan ditanya. Gurihnya mie instant yang disajikan dengan kuah panas dan tahu garing begitu menggugah selera, belum lagi ditambah dengan taburan bawang goring di atasnya menambah keharuman suguhan mie ceplok. Bahkan pengunjung rela mengantri di luar kios hanya untuk sekedar mencicipi gurihnya mie instant dengan berbagai jenis rasa. Beberapa pejabat dan orang penting seperti Wakil Walikota Manado Harley Mangindaan dan Mantan Bupati Talaud Elly Engelbert Lasut sering menjadi pelanggan tetap kios Pak Kumis.
Terlebih dahulu pengunjung harus memilih jenis mie instant yang akan di santap di bagian luar kios dan diberikan ke pelayan kios untuk dimasak. Selanjutnya pengunjung tinggal menunggu beberapa saat. Pelayanannya yang cepat dan ramah, hingga tak menunggu lama pesanan pun telah siap saji.
Sedikit berbicara tentang asal mula kios Mie Ceplok Pak Kumis, butuh perjuangan yang super dashyat. Pada awalnya usaha ini di tahun 2003 hanya sekedar berjualan di gerobak dengan peralatan yang seadanya saja. Bermodalkan gerobak, mie instant dan termos air panas, Pak Kumis menjajakan jualannya di seputaran kawasan Eks Pasar 45. Pak Kumis yang pada tahun 2004 menjadi ketua pangkalan ojek kawasan apotik Baktipharma yang juga merupakan salah satu korban penggusuran kawasan Eks Pasar 45 itu terpaksa berhenti berjualan sekira 8 bulan lamanya hingga akhirnya kembali berjualan bersama saudaranya di depan Gedung Juang (dulunya).
Dan kembali merintis usahanya sendiri pada tahun 2008 di Jalan Samrat tersebut. Saat itu kios Pak Kumis ini hanya buka pada jam 07 malam sampai jam 06 pagi. Pak Kumis yang memiliki nama lengkap Amir Duda memilih focus berjualan di malam hari dikarenakan pelanggannya kebanyakan karyawan yang pulang kerja malam hingga penikmat dunia malam di Manado sekalipun. Adapun harga untuk semangkuk mie ceplok dengan rasa apa saja hanya Rp 10 ribu dan tahu garinganya hanya Rp 5 ribu saja.
Tak disangka, di tempat ini usahanya berkembang pesat. Pundi-pundi uang mulai lancar masuk ke kantongnya. Dalam sehari kiosnya mampu menghabiskan 15 karton atau 600 bungkus mie instant. Hingga saat ini, Amir tercatat memiliki 12 karyawan yang dipekerjakannya. Memang hamper di semua rumah makan, selain pelayanan yang baik, resep memegang peranan penting untuk menjaga rasa makanan. Itulah sebabnya hamper semua warung makan dan restoran terus menjaga kerahasiaan resep mereka. (Lily)
Post A Comment:
0 comments: